Cara Lengkap Budidaya Tanaman Okra Hasil Melimpah
Tanaman okra (Abelmoschus esculentus (L.) Moench.) telah tersebar dan dibudidayakan di daratan Afrika, Amerika, Eropa dan Asia (Calisir et al, 2005). Distribusi tanaman Okra hampir tersebar di seluruh belahan bumi yang memiliki iklim tropis dan subtropis. Indonesia merupakan salah satu pusat keragaman okra budidaya maupun liar yang terbanyak.
Terdapat banyak sekali varietas okra, namun secara umum yang banyak dikenal adalah okra hijau dan okra merah. Penamaan tersebut didasarkan pada warna buah okra. Okra (Abelmoschus esculentus (L.) Moench.) berasal dari benua Asia. tanaman ini banyak ditanam di Philipina, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Di Indonesia, tanaman ini belum terlalu populer.
Bagian yang dikonsumsi adalah buah muda, dengan cara dimasak sebagai sayur, digoreng atau sebagai lalaban. Dalam 100 g buah muda terkandung 90 g air, 2 g protein, 7 g karbohidrat, 1 g serat, 70-90 mg kalsium dengan total energi sebesar 145 kJ. secara terperinci berikut kandungan dan manfaat Tanaman Okra :
– Bagian batang tanaman okra dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar. Selain itu, batang tanaman okra juga dimanfaatkan sebagai fiber atau serat yang dapat digunakan pada pembuatan pulp kertas.
– Untuk bahan makanan, tidak hanya orang Indonesia, namun orang Afrika pun juga mengkonsumsinya. Daun muda okra biasa dimanfaatkan orang Afrika sebagai sayur sebagaimana halnya bayam. Buah muda dapat dimanfaatkan dengan cara dimasak sebagai sayur, digoreng, atau sebagai lalapan. Buah okra muda mengandung protein, lemak, karbohidrat dan kalori. Buah okra terdiri dari biji, lendir yang membungkus biji dan kulit buah. Ketika dimasak, buah okra akan mengeluarkan lendir karenanya biasa dimasak menjadi bahan baku pengental pada sup. Lendir buah okra mempunyai khasiat sebagai bahan pencahar dan ekspektoran. Buah okra juga biasa dikonsumsi dengan cara diiris kemudian digoreng. Lendir dari buah okra dapat dimanfaatkan sebagai bahan emulsifier pada industri makanan maupun kertas.
– Biji okra yang tersimpan di dalam buah okra merupakan bagian yang paling terkenal dan paling banyak dimanfaatkan. Biji okra merupakan sumber protein dengan lysine sebagai asam amino utamanya sehingga biji okra sangat baik diolah menjadi sereal sarapan. Selain itu, biji okra juga mengandung protein, lemak dan serat, serta mineral-mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, yaitu kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi, dan seng. Lebih dari itu, biji okra mengandung antioksidan, polyphenol, dan flavonoid, sehingga dapat meringankan kelelahan
serta mencegah stress oksidatif dan berpotensi untuk menurunkan resiko penyakit diabetes dan alzheimer
Persyaratan tumbuh Tanaman Okra
Okra dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi pada hampir semua jenis tanah dengan pH tanah minimal 4.5. Okra dapat tumbuh dengan baik pada tanah berpasir dengan pengairan yang baik, dan pH antara 6.5-7.5.
Baca juga: Tips budidaya bawang merah
Persiapan dan Pengolahan Lahan Tanaman Okra
Ada beberapa persiapan yang harus anda siapkan pada lahan yang akan anda tanami tanaman Okra. Persiapan tersebut adalah:
Seperti sudah disinggung, tanaman Okra adalah tanaman yang cocok untuk daerah dengan cuaca tropis seperti Indonesia. Karena itulah tanaman Okra bisa ditanam di daerah dataran rendah, dataran sedang, ataupun dataran tinggi. Hanya saja yang perlu diperhatikan adalah curah hujan. Tanaman Okra adalah tanaman yang menghendaki curah hujan sedang.
Lahan yang akan ditanami tanaman Okra haruslah memiliki tanah yang gembur. Jadi jika lahan anda masih berupa tanah yang keras, anda harus membajak atau mencangkulnya terlebih dahulu untuk mendapatkan tanah yang gembur.
Bersihkan lahan yang akan ditanami tanaman Okra dari gulma, tanaman liar, juga dari batu-batu besar.
Pembuatan bedengan yang berfungsi sebagai media tanam tanaman Okra. Ukuran bedengan yang biasa digunakan untuk menanam tanaman Okra memiliki lebar 90 cm sampai dengan 100 cm dengan tinggi bedengan 20 – 30 cm dan panjang bedengan disesuaikan dengan lahan. Jarak antar bedengan 50 atau 70 cm. Selanjutnya adalah mengecek pH tanah, jika pH dibawah 5,5 maka harus diberikan kapur pertanian atau dolomit. Dolomit ditaburkan secara merata di atas bedengan dan biarkan tersiram air hujan agar dolomit meresap kedalam tanah
Usahakan lahan yang akan dijadikan area tanam tidak dekat dengan pohon besar atau bangunan besar lainnya yang dapat menghalangi masuknya sinar matahari karena lahan atau menyinari tanaman Okra anda. Hal ini karena tanaman Okra termasuk tanaman yang membutuhkan sinar matahari yang cukup banyak untuk dapat tumbuh.
Cara Menanam Tanaman Okra
Benih okra biasanya ditanam langsung, namun jika jumlah benih terbatas, lebih baik disemai terlebih dahulu. Metode pindah tanam lebih menguntungkan mengingat benih okra memerlukan perlakuan khusus sebelum tanam, yaitu perendaman benih dengan menggunakan air hangat selama 4-6 jam. Benih disebar merata dan ditutup tanah tipis-tipis. Setelah berumur 21 hari siap dipindah ke lahan tanam. Jarak tanam yang dianjurkan 90-125 cm x 28-62 cm.
Baca juga: Cara Pengendalian hama walang sangit
Cara Pemupukan Tanaman Okra
Pada waktu tanam pemupukan menggunakan 10-20 ton per hektar pupuk organik , 150 kg/ha SP, 150 kg/ha KCl, dan 100 kg/ha Urea. Pemupukan susulan diberikan tiga dan enam minggu setelah tanam menggunakan masing-masing 100 kg/ha Urea. atau Pemupukan susulan pertama kali dilakukan ketika tanaman okra berusia 10 – 15 hari setelah tanam. Pemupukan dilakukan dengan cara dikocor menggunakan pupuk ZA/Urea dan KCL dengan perbandingan 1:1. Gunakan 1 kg pupuk nitrogen dan 1 kg pupuk KCL dilarutkan dengan 500 liter air dikocorkan pada pangkal batang dengan takaran 500 ml larutan pupuk untuk satu tanaman. Pemupukan dilakukan interval 7-10 hari sekali atau disesuaikan dengan kondisi tanaman.
Pemupukan selanjutnya, mulai tanaman berusia 1 bulan pemupukan susulan bisa dilakukan dengan cara ditabur. Bagian tengah mulsa dibelah sepanjang -/+ 20 cm kemudian pupuk ditaburkan pada belahan mulsa tersebut. Belahan mulsa dibuat sesuai dengan jumlah tanaman. Penaburan pupuk sebaiknya dilakukan setelah penyiraman atau ketika tanah dalam keadaan basah/lembab. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan tanaman, antara lain Za/Urea, KCL, TSP dan NPK. Ketika tanaman mulai berbunga (memasuki masa generatif) gunakan pupuk yang mengandung P dan K tinggi dan kurangi pupuk yang mengandung unsur N.
Baca juga: Cara budidaya kelengkeng
Pengairan / Penyiraman Tanaman Okra
Okra memerlukan kondisi tanah yang agak lembab, apabila tidak hujan sebaiknya diberi pengairan dengan interval dua hari sekali. Penyiangan Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan penanaman menggunakan mulsa plastik hitam perak.
Penyiangan
Penyiangan adalah salah satu teknik perawatan yang paling dasar dan paling umum. Penyiangan disini maksudnya adalah mencabut dan menyingkirkan gulma serta tanaman liar yang ada disekitar tanaman Okra anda. Hal ini dimaksudkan karena gulma terkadang menjadi salah satu tempat favorit bagi penyakit dan hama bersembunyi
Pengendalian hama dan penyakit Tanaman Okra
Penyakit yang sering menyerang adalah Cercospora blight, embun tepung, dan busuk buah. Penyakit ini dapat dikendalikan dengan penyemprotan fungisida secara selektif. Penyakit lainnya adalah Fusarium wilt, antraknosa, virus kuning yang ditularkan melalui vektor Bemisia tabaci. Hama yang sering menyerang okra adalah hama penggerek buah dan batang, serta nematoda.
Panen Tanaman Okra
Okra dipanen pada saat buahnya masih muda, yaitu 5-6 hari setelah bunga mekar kira yang sudah berukuran panjang 10-12 cm. Okra berbunga pada 50 hari setelah tanam. Panjang buah okra yang disukai konsumen adalah 6.5-9 cm Buah okra yang ukuran panjangnya sudah lebih dari 12 cm atau sudah tua tidak layak untuk dipanen dan dikonsumsi sebagai sayur. Sebab rasanya kurang enak dan agak keras. Panen okra dapat dilakukan 2-3 kali dalam seminggu. Masa berbuah adalah 82 hari setelah tanam dengan masa panen mencapai 2-3 bulan.
Demikian ulasan Cara Budidaya Okra yang Optimal, Semoga Bermanfaat