Tak Perlu Lahan Luas, Ini Cara Jitu Budidaya Jahe Merah
Jahe menjadi salah satu
rimpang yang populer. Bahkan, harga jual jahe seperti jahe merah cukup tinggi
dan stabil yaitu sekitar Rp25.000-Rp35.000 per kilogram. Maka dari itu, banyak
yang akhirnya memilih untuk budidaya jahe merah.
Hampir sama seperti budidaya
tanaman lainnya, Anda perlu menyiapkan tanah atau lahannya, bibit, menanam dan
merawat, panen. Bedanya adalah Anda bisa melakukan budidaya bahkan di polybag
sehingga cocok untuk Anda yang tak punya lahan besar.
Analisis Budidaya
Jahe Merah
Sebelum Anda membudidayakan
jahe merah, Anda tentu harus tahu, berapa biaya yang diperlukan sebagai modal.
Tujuannya, agar Anda bisa mempersiapkan dengan lebih baik biaya untuk budidaya
sehingga hasilnya bisa maksimal.
Misalnya jika Anda hendak
menggunakan media tanam berupa ladang, maka modal investasi dan biaya
operasionalnya, yaitu:
Modal
awal |
Biaya
operasional bulanan |
||
Sewa
lahan |
Rp0
(lahan milik sendiri) |
Pupuk
kandang 40 ton @ Rp150.000 |
Rp6.000.000 |
Persiapan
lahan |
Rp2.000.000 |
NPK
1500 kg @ Rp2.500 |
Rp3.750.000 |
Bibit
1000 kg @ Rp5.000 |
Rp5.000.000 |
Pengendalian
hama |
Rp1.000.000 |
|
|
Tenaga
kerja |
Rp5.000.000 |
|
|
Tenaga
kerja saat panen |
Rp3.000.000 |
Total |
Rp7.000.000 |
Total |
Rp18.750.000 |
Jika ditotalkan, jumlah modal
untuk 1 bulan pertama adalah Rp25.750.000.
Besar modal tersebut bisa
disesuaikan lagi dengan situasi dan kondisi Anda. Misalnya lebih menggunakan
karung dibandingkan media tanah.
Lalu berapa pendapatannya?
Jika diperkirakan Anda bisa
mendapatkan 12.000 kg saat panen dan penjualan sekarang adalah Rp15.000/kg,
maka pendapatan mencapai Rp180.000.000.
Keuntungan tersebut dikurangi
dengan modal keseluruhan. Hasilnya, pendapatan bersih Anda mencapai
Rp154.250.000.
Besar keuntungan, biaya modal
dan operasional bisa berbeda untuk masing-masing tempat dan kondisi ekonomi
saat ini. jadi, sebisa mungkin untuk mengecek terlebih dahulu bagaimana kondisi
pasar sekarang.
Bisa jadi, 1 bulan kedepan
harga jual jahe merah menurun. Bisa juga harga jualnya naik. Maka dari itu, cek
kondisi pasar dan ancaman seperti cuaca agar hasil budidaya yang Anda lakukan
bisa memberikan hasil yang optimal.
Selain itu, pastikan jika
Anda mencari tempat untuk menampung hasil panen. Tujuannya agar setelah panen,
jahe merah bisa langsung didistribusikan dan tidak disimpan hingga membusuk.
Syarat Budidaya
Jahe Merah yang Perlu Diketahui
Jahe merah sering menjadi
bahan baku pembuatan obat herbal untuk meningkatkan stamina atau daya tahan
tubuh.
Walaupun memiliki potensi
besar untuk dibudidayakan, Anda tidak bisa sembarangan dalam membudidayakan
jahe merah. Ada 3 syarat yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Iklim
dan Suhu
Tempat Anda membudidayakan
jahe merah haruslah yang memiliki suhu udara sekitar 19-30oC. Untuk
pertumbuhan terbaik, jahe merah cocok dibudidayakan di tempat dengan curah
hujan sekitar 1000-4000 mm/tahun. Jadi, jahe merah bisa tumbuh dengan baik saat
awal musim hujan.
Apakah bisa ditanam di tempat
selain dengan kriteria tersebut? Bisa saja. Namun, Anda harus menyiapkan
perlengkapan, perawatan dan sistem yang tertata dengan baik.
2. pH
Tanah
Perhatikan pH tanahnya. pH
tanah terbaik untuk menanam jahe merah adalah sekitar 6.8-7.0.
3. Jenis
Tanahnya
Jenis tanah terbaik adalah
tanah yang ringan dengan organic tinggi serta tanah lempung berpasir yang bebas
genangan air. Tanah yang digunakan juga harus tanah yang gembur.
Untuk mendapatkan tanah
gembur, Anda bisa mencangkul tanah dan memberikan pupuk organic dengan bakteri
premium.
Mempersiapkan Bibit
Jahe Merah Terbaik
Untuk budidaya jahe merah,
Anda perlu memilih benih atau bibit yang berkualitas. Tujuannya agar jahe
merah yang Anda panen juga berkualitas.
Jika Anda memilih benih, maka
Anda harus menyemai benihnya lebih dahulu. Sebaliknya, jika Anda memilih bibit,
berarti jahe merah tersebut sudah siap untuk ditanam tanpa perlu disemai dulu.
Lalu, seperti apa benih jahe
merah yang berkualitas? Benih jahe merah berkualitas memiliki ciri seperti
berikut:
·
Berbentuk rimpang dan ukurannya besar.
·
Segar, tidak berkerut dan punya kadar air yang
banyak.
·
Berwarna merah cerah atau merah menyala.
·
Memiliki bentuk, ukuran, warna yang sama atau
seragam.
·
Bebas dari hama penyakit dan bahan asing
seperti kerikil, kulit, biji tanaman lain.
Sedangkan jika Anda hendak
memilih bibit jahe merah, perhatikan cirinya berikut ini:
·
Bibit berasal dari kebun.
·
Dari jahe yang umurnya sekitar 10-12 bulan.
·
Minimal memiliki 3 daun sejati.
·
Memiliki ukuran yang seragam.
·
Berwarna cerah.
·
Bebas dari hama penyakit.
Penyemaian Benih
Jahe Merah
Bibit jahe merah yang belum
siap ditanam sebaiknya direndam di larutan fungisida sekitar 15 menit terlebih
dahulu. Dengan cara ini, bibit jahe merah akan terhindar dari penyakit jamur
atau gangguan lain yang membuat jahe merah membusuk.
Agar benih jahe merah siap
untuk ditanam, maka Anda harus melakukan penyemaian lebih dahulu. Ada 4 cara
penyemaiannya, yaitu:
1. Menimbun
Cara menyemai jahe merah
dengan menimbun adalah dengan mencampurkan antara tanah dengan bokashi. Bokashi
ini adalah pupuk yang terbuat dari ampas kopi dan sekam padi sebagai bahan
utamanya.
Untuk menyemai bibit jahe
merah, maka gunakan takaran 1:2 untuk tanah dan bokashi. Setelah itu, masukkan
media semai ke wadah semai yang berupa kotak kayu. Isikan dengan
ketebalan sekitar 15-20 cm dan siram.
Kemudian Anda bisa meletakkan
rimpang jahe merahnya. Beri jarak per jahe sekitar 1 cm. Lalu tutupi rimpang
tersebut dengan tanah setebal 2 cm.
Jika Anda memiliki jerami,
Anda bisa menggunakan jerami lebih dahulu, sebelum ditutupi dengan tanah. Siram
dan jaga kelembaban media semainya.
Tunggu hingga 10-15 hari
hingga tunasnya tumbuh. Setelah itu, Anda baru bisa memindahkannya ke media
tanah.
2. Menjemur
Sebelum siap tanam, benih
jahe merah juga bisa disemai dengan cara dijemur dengan menggunakan styrofoam
dan plastik transparan panjang.
Walaupun dijemur, Anda tetap
butuh media semai yaitu campuran tanah dan bokashi. Perbandingan keduanya
adalah 2:1 untuk tanah dan bokashi.
Setelah itu, isikan media
semai ke styrofoam dengan tinggi setengah dari sterofoamnya. Basahi agar media
semai lembab dan letakkan rimpang jahe.
Tutup sterofoam dengan
menggunakan plastik transparan dan ikat agar tertutup rapat. Gunakan peniti
atau jarum untuk melubangi plastiknya. Masing-masing lubang, beri jarak sekitar
5-10 cm. tunggu hingga 1 minggu dan jika tunasnya mulai tumbuh, pindahkan ke
media tanam.
3. Menanam di Karung
Cara ini terbilang cukup
mudah. Anda hanya perlu memasukkan rimpang jahe merah ke karung dan ditanam di
lubang yang sudah dibuat. Jadi, siapkan karung beras atau goni.
Sebelum dimasukkan ke karung,
Anda harus mengupas jahe merah lalu direndam dan ditiriskan ke karung. Ikat
karungnya dengan kuat agar jahe merahnya tidak keluar.
Setelah terikat kuat, tanam
karungnya ke tanah galian dan tutup lubangnya. Diamkan sekitar 2 minggu hingga
tunas jahe merahnya tumbuh kemudian bongkar karungnya.
4. Menumpuk
Proses penyemaian benih jahe
merah dengan cara menumpuk biasanya untuk penyemaian dalam jumlah yang cukup
besar. Walaupun hemat waktu, namun resiko gagalnya cukup besar karena
kelembaban udara sangat rendah. Alhasil, rimpang jahe menjadi kering dan susah
untuk tumbuh.
Untuk menyemai, siapkan
ruangan dengan atap selain dari seng. Hindari pula ruangan yang terkena sinar
matahari langsung.
Rendam rimpang jahe, angkat
dan letakkan secara menumpuk di sudut ruang. Tunggu sekitar 2-3 minggu hingga
jahe merah bertunas.
Persiapan Lahan
untuk Menanam Jahe Merah
Sebelum budidaya, Anda harus
menyiapkan lahan atau media untuk budidaya jahe merah. Anda bisa
menggunakan lahan tanah yang luas, bisa juga menggunakan polybag.
Penggunaan Polybag
untuk Budidaya Jahe Merah
Keunggulan menggunakan
polybag untuk metode vertikultur sebagai media tanam jahe merah, diantaranya:
·
Tidak perlu lahan yang luas.
·
Lebih praktis dalam perawatannya.
·
Hasil panen melimpah, bahkan bisa lebih banyak
80% dibandingkan cara biasa jika Anda tekun merawat.
Polybag yang disarankan
adalah yang berukuran minimal 40 x 50 cm. jika Anda tidak punya polybag, Anda
bisa menggunakan karung bekas.
Setelah polybag sudah
tersedia, maka Anda bisa menyiapkan media penanamannya. Gunakan perbandingan
1:1:1 atau 2:1:1 atau 3:2:1 untuk tanah, pupuk organic dan pasir.
Pupuk organic ini bisa
diganti dengan pupuk kandang yang difermentasikan. Dengan begitu, pupuk akan
lebih mudah untuk diserap tanaman.
Penggunaan Tanah
untuk Budidaya Jahe Merah
Jika Anda memiliki lahan yang
cukup luas, Anda bisa menggunakan tanah untuk menanam jahe merah. Sebelum
ditanam, maka Anda harus menggemburkan tanahnya lebih dahulu. Anda bisa
menggunakan cangkul atau bajak.
Setelah itu, lakukan cara
berikut:
· Buat bedengan dengan ukuran lebar 1 meter dan
setinggi 25-30 cm. Untuk panjangnya, Anda bisa menyesuaikan dengan luas
lahannya.
· Setiap bedengan beri jarak sekitar 50 cm.
· Sebarkan pupuk kandang dengan dosis 10 kg per
10 meter persegi. Jadi 1 kg per 1 meter persegi.
· Buat lubang tanam dengan kedalaman 25-30 cm.
Masing-masing lubang berjarak 25 cm.
· Di setiap lubang, beri pupuk kandang sebanyak
500 gr.
· Biarkan lahan atau bedengan tersebut selama 7
hari hingga siap untuk ditanami.
Penanaman,
Pengelolaan dan Perawatan Bibit Jahe Merah
Jika media tanam dan bibit
jahe merah sudah siap, maka Anda bisa langsung melanjutkan ke proses penanaman.
Untuk penanaman, sebaiknya dilakukan saat memasuki musim kemarau atau setelah
musim penghujan.
Kenapa? Karena, jika terlalu
banyak air, jahe justru bisa membusuk.
Untuk penanaman, pilih bibit
jahe merah yang sudah memiliki 3-5 mata tunas dengan bert bibit sekitar 40-60
gr. Potong jahe merah berdasarkan tunasnya dengan menggunakan cutter kering.
Jika Anda menggunakan polybag
atau karung, tancapkan 3-5 rimpang jahe ke media tanam karung. Pastikan jika
posisi tunas ada di bagian atas.
Tutup atau urug dengan
menggunakan tanah atau media jerami kering dengan tebal sekitar 3-5 cm. Jangan
lupa sirami agar jahe merah bisa tumbuh dengan baik.
Tempatkan di tempat yang
tidak terkena sinar matahari langsung hingga tumbuh daunnya. Dengan begitu,
tunas jahe merah tidak akan menguning.
Sedangkan jika Anda
menggunakan media tanah atau bedengan, lakukan cara berikut:
· Masukkan bibit jahe yang siap tanam ke lubang
tanam.
· Tutup lagi dengan menggunakan tanah tetapi
jangan terlalu rapat agar pertumbuhan jahe bisa leluasa.
· Tunas jahe ini akan mulai tumbuh dalam kurun
waktu 2 minggu. Jika dalam waktu 1 minggu bibit jahe merah belum tumbuh, maka
Anda harus mengganti dengan bibit lainnya.
Baik menggunakan media tanah
langsung atau di polybag, setelah ditutup dengan tanah, ada 4 hal yang tak
boleh dilewatkan, yaitu:
1. Penyiangan
Proses penyiangan ini
berfungsi untuk menyingkirkan gulma yang ada di sekitar tanaman jahe.
Penyiangan dilakukan per 2-3 sekali. Dengan begitu, nutrisi pada tanaman jahe
tidak diambil oleh tanaman liar dan jahe merah Anda bisa tumbuh optimal.
2. Waktu Penyiraman
Untuk menyiram jahe merah,
disarankan hanya 1 kali sehari saja. Anda bisa menyiram di pagi atau sore hari.
Jika terlalu sering, akan membuat tanah terlalu basah dan akhirnya membuat jahe
menjadi busuk dan tidak bisa dipanen.
Walaupun begitu, perhatikan
juga tanahnya. Jika tanahnya sudah tergenang air, misalnya akibat hujan deras,
maka Anda bisa skip. Pastikan saja tanahnya lembab agar jahe merah bisa
tumbuh optimal.
Bagaimana jika tanah
benar-benar kering? Lakukan penyiraman sekitar 3-4 hari sekali. Anda bisa
menyiramnya sedikit demi sedikit menggunakan sprayer agar tanah kembali lembab.
3. Pengendalian Hama
dan Penyakit
Salah satu penyakit jahe
merah adalah tumbuhnya jamur. Maka dari itu, jangan lupa untuk menaburkan anti
jamur atau furadan. Fungsinya adalah untuk mencegah jamur pada jahe merah yang
Anda tanam.
4. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan
menggunakan pupuk organic atau kandang di awal masa tanam. Bisa tidak
menggunakan pupuk lainnya? Sebaiknya menggunakan pupuk kandang atau organic
yang sudah kering.
Kenapa harus kering? Karena
jika menggunakan pupuk basah, dikhawatirkan akan bisa merusak umbi jahe merah.
Pemupukan ini dilakukan untuk
memperbaiki kualitas jahe merah. Jika tanah sudah memiliki unsur hara yang
tinggi dan jahe merah tumbuh dengan baik, Anda tidak perlu lagi melakukan
pemupukan.
Jika pun harus melakukan
pemupukan, maka lakukan pemupukan setidaknya 3x hingga panen tiba. Pemupukan
dilakukan saat usia 1 bulan, 2 bulan dan 3 bulan setelah tanam dengan
memberikannya langsung ke bedengan. Dosis pemupukannya sekitar 1/5 dari
kapasitas media tanam yang digunakan.
Memanen Jahe Merah
Masa panen jahe merah
biasanya dilakukan saat umur 10-12 bulan. Ada pula yang memanennya ketika
memasuki usia 3-4 bulan. Namun, jika Anda ingin mendapatkan hasil terbaiknya,
Anda bisa menunggu hingga genap 1 tahun.
Kenapa? Karena jika usia 1
tahun, rimpang jahe sudah benar-benar tua dan jahenya sudah cukup berat.
Sebelum panen, Anda bisa
menyiram tanaman 3 hari sebelumnya. Dengan begitu, rimpang jahe merah akan
lebih mudah untuk diambil.
Bagaimana proses panennya?
Jika Anda menggunakan polybag, Anda bisa menyobek atau mengambil langsung jahe
merahnya. Setelah itu, Anda bilas hingga bersih dan diangin-anginkan agar
kering sebelum dikemas dan dipasarkan.
Untuk media tanam karung 50
kg, Anda bisa mendapatkan rimpang jahe sekitar 2-5 kg. Cukup banyak bukan?
Sedangkan jika Anda
menggunakan bedengan, Anda bisa mencabut batang tanamannya. Setelah itu, potong
di pangkal batang dan letakkan di wadah bersih. Tujuannya agar umbi jahe merah
tetap dalam kondisi bersih dan segar.
Pisahkan mana umbi jahe merah
yang sehat dan mana yang tidak. Dengan begitu, hasil panen jahe merah yang bisa
dijual akan lebih maksimal.
Akhir Kata
Budidaya
jahe merah diperlukan pemilihan ketekunan dalam melakukan tahapan
seperti berikut:
- Mencari dan memilih bibit.
- Penyemaian bibit jahe merah.
- Persiapan dan pengolahan lahan atau media tanam.
- Penanaman, pengelolaan dan perawatan jahe merah.
- Panen.
Semoga informasi ini membantu dan bisa menambah wawasan Anda ya.