Siap Jadi Jutawan? Ini 5 Tahapan Penting Budidaya Ikan Nila
Budidaya ikan nila bisa menjadi peluang usaha yang menjanjikan. Susahkah
budidaya nila? Jika Anda pernah sukses budidaya ikan mujair, maka budidaya nila
tidak akan terlalu susah untuk Anda.
Butuh sekitar 2-4 bulan
untuk 1 kali panen nila. Namun, bagaimana cara budidaya nila yang tepat?
Pada dasarnya, ada 5 tahapan
yang perlu Anda perhatikan, yaitu:
·
Persiapan dan
pembuatan kolam.
·
Pemilihan bibit.
·
Penyebarannya.
·
Pemeliharaan
air, pakan, pencegahan hama dan penyakit.
·
Panen.
Jika 5 tahapan tersebut Anda
lakukan dengan baik, maka Anda bisa melakukan panen.
Mulai dari Persiapan dan
Perawatan Kolam
Sebelum Anda memilih
indukan, akan lebih baik jika Anda mempersiapkan kolamnya terlebih dahulu.
Untuk kolam, Anda bisa
memilih apakah akan menggunakan kolam tanah, kolam beton, kolam terpal bioflok
atau kolam drum. Pemilihan kola mini bisa disesuaikan dengan modal dan kondisi
Anda.
Jenis kolam apapun bisa Anda
gunakan. Namun, perhatikan hal berikut ini saat memilih tempat pembudidayaan
nila:
·
Lokasinya:
pastikan bahwa ANda bisa dengan mudah mengawasi kolam nila tersebut.
·
Tempat
pembudidayaan sebaiknya di dataran rendah dengan ketinggian 500 mdpl.
·
Memiliki suhu
kolam sekitar 27-30oC.
·
Kolam indukan
sebaiknya memiliki ketinggian sekitar 100-140 cm.
·
Rumput tidak
tumbuh lebat.
·
Memiliki
penyinaran yang baik.
Kolam Tanah yang Hemat dan Mudah
untuk Budidaya Nila
Jika Anda memiliki dana yang
terbatas dan punya tempat seperti halaman atau kebun yang luas, kolam tanah
cocok untuk Anda. Jenis tanah yang bisa digunakan adalah tanah liat.
Mengapa? Karena tanah liat
bisa menumbuhkan mikroorganisme seperti plankton dan jasad renik. Microorganism
tersebutlah yang bisa digunakan untuk makanan nila.
Untuk membuatnya, Anda perlu
melakukan tahapan berikut:
· Pengeringan
tanah selama 3-7 hari hingga tanah retak-retak. Pastikan saat Anda menginjak
tanah tersebut, setidaknya tanah masih bisa melesak hingga 2 cm.
· Pembersihkan
kolam dengan cara dibajak/dicangkul hingga kedalaman 10 cm. Fungsinya untuk membersihkan sampah dan menggemburkan tanah. Bersihkan dari sampah dan lumpur
hitam berbau busuk.
· Pemberian kapur
dengan kapur pertanian atau dolomit untuk mengurangi keasaman tanah. Gunakan dosis 5kg/100 m2 (500 kg/hektar)jika tanah tidak terlalu asam. Jika pH tanah
5-6, dosis kapur 250-500 kg/ha, pH 6 dosis kapur 100-250 kg/hektar.
· Sebarkan kapur
dan aduk hingga kapur bisa masuk ke tanah ke kedalaman 10 cm.
· Pemupukan kolam
untuk menghidupkan mikroorganisme. Anda bisa menggunakan pupuk kompos/kandang
dengan dosis 10-20 kg/100 m2 atau 1-2 ton/hektar. Setelah 1-2 minggu, tambahkan
pupuk kimia seperti TSP (0,25 kg/100 m2) atau urea (0,7 kg/100 m2).
· Pengairan kolam
secara bertahap. Pertama setinggi 20 cm kemudian dibiarkan 1-2 hari hingga
mikroorganisme tumbuh. Kedua tambahkan air hingga 60-70 cm.
· Untuk
perawatannya, pastikan air yang diganti tidak lebih dari 20% volume kolam.
Kolam Beton yang Permanen untuk
Budidaya Nila
Pembuatan kolam beton untuk budidaya
ikan nila, biasanya disebabkan karena 2 hal, yaitu:
· Tanah gembur
yang mengakibatkan Anda tidak dapat membuat kolam tanah.
· Ingin membuat
kolam permanen. Biasanya, pembuatan kolam permanen disebabkan karena pembudidaya sudah berhasil budidaya nila dengan kolam lain. Misalnya kolam
terpal atau kolam tanah.
Lalu, berapa ukurannya?
Ukurannya tergantung dengan lahan, besar kolam yang ingin Anda buat dan banyak
nila yang dibudidayakan.
Jika Anda memiliki ukuran 20
x 10 meter, maka buat kedalaman kolam 1,5 cm. Sedangkan jika Anda punya lahan
sempit, misalnya 10x5 meter, maka kedalaman kolam jangan terlalu dalam. Anda
bisa membuat kolam dengan kedalaman 7,5 meter.
Perlu Anda perhatikan,
banyaknya bibit dan ukuran kolam sangat berkaitan. Idealnya, per meter kubik (m3), Anda hanya
bisa membudidayakan sebanyak 50 ekor saja.
Jadi, misalnya Anda memiliki
kolam sebesar 10 x 5 x 0,75 meter, maka Anda bisa memelihara sekitar 1.875 ikan
nila. Namun, agar ikannya lebih gemuk, Anda bisa mengurangi jumlah tersebut.
Bagian Penting Kolam Beton
Budidaya Nila
Dalam membuat kolam beton,
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Kemalir
Kemalir merupakan bagian
dasar dari kolam yang menjorok ke bagian dalam. Jadi, dibandingkan dengan dasar
kolam, kemalir posisinya lebih dalam lagi.
Mengapa? Ini karena kemalir
memiliki fungsi seperti:
·
Mempermudah saat
memanen ikan.
·
Pengendapan
kotoran sehingga kolam tidak kotor.
·
Melindungi ikan
dari kebocoran.
2.
Saluran Masuk
dan Keluar Air
Anda perlu memikirkan
mengenai tempat untuk memasukkan dan mengeluarkan air dan kotorannya. Untuk
saluran pembuangan, Anda dapat menggunakan pompa air lalu membuangnya ke kolam
pembuangan yang ada di bawah tanah.
Membuat Kolam Beton Budidaya Nila
Jika Anda memiliki parit,
maka Anda tidak perlu membuat sumur. Kenapa air sumur? Karena air PAM memiliki
banyak kandungan kimia sehingga tidak baik untuk budidaya nila.
Untuk proses pembuatan kolam
beton, Anda bisa melakukan cara berikut:
· Siapkan bahan
seperti batu, batu bata, semen pasir, kerikil, cat.
· Gali tanahnya
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan.
· Buat adonan beton
untuk pondasi.
· Masukkan beton
sebagai pondasi.
· Di bagian
dinding, Anda bisa menggunakan batu bata. Lapisi dengan semen seperti halnya
Anda membuat dinding. Untuk mengurangi kebocoran, disarankan untuk menggunakan
beton di kolam nila Anda.
· Buat saluran air
masuk dan keluar serta kemalir.
· Cat kolam Anda
untuk mengurangi resiko bocor.
· Tunggu hingga
kolam kering.
· Untuk
menghilangkan bau semen, usapkan pohon pisang. Kemudian rendam dengan air
sebelum Anda menggunakan kolamnya.
Setelah itu, masukkan air
setinggi 60 cm dan masukkan pupuk kandang. Tujuannya agar mikroorganisme tumbuh
di bagian dasar kolam.
Memanfaatkan Bakteri Baik di
Kolam Bioflok untuk Budidaya Nila
Jika Anda ingin mencoba yang
hemat air, tempat, pakan tetapi hasil panen tetap melimpah, coba gunakan kolam
bioflok.
Kolam bioflok ini sebenarnya
menggunakan bantuan bakteri baik untuk budidaya ikan. Jadi, bakteri baik itulah
yang akan mengubah kotoran ikan menjadi makanan. Dengan begitu, Anda akan lebih
hemat.
Mengenal Kolam Bioflok
Bagi pemula, nama bioflok
tidak seterkenal kolam tanah, terpal atau beton untuk budidaya ikan. Namun,
jika Anda hendak menggunakan jenis kolam bioflok, maka ketahui dulu, plus
minusnya berikut:
1. Keunggulan:
· Peluang ikan
bisa hidup mencapai 90%, jadi mengurangi resiko ikan mati.
· Hemat pakan
karena memiliki FCR 1,03. Artinya, per 1 kg ikan hanya butuh 1,03 kg pakan
karena pengolahan kotoran yang menjadi pakan.
· Ikan yang
dibudidaya lebih banyak yaitu 100 ekor per meter kubik.
· Lebih cepat
besar.
· Pemeliharaan
singkat sekitar 2-4 bulan.
· Tidak bau dan
tak perlu sering ganti air.
2. Kelemahan:
· Anda harus siap
sedia aliran listrik untuk menjalankan aerator. Aerator inilah yang berfungsi
untuk menghasilkan oksigen pada kolam. Jika aerator berhenti maka air akan
menjadi asam karena mengandung banyak nitrat dan ini kurang bagus untuk ikan.
· Perlu ketekunan
dan ketelitian dalam pengontrolan nitrat, pH dan bioflok pada kolam. Misalnya
apakah pekat atau encer.
Membuat Kolam Bioflok untuk
Budidaya Nila
Jika Anda yakin menggunakan
kolam bioflok dan Anda adalah pemula, akan lebih baik mencari orang yang pernah
melakukannya. Jika tidak, Anda bisa mencari sumber yang terpercaya.
Untuk membuatnya, Anda bisa
melakukan cara berikut:
· Pilih lokasi
kolamnya.
· Buat kolam berbentuk
bulat setinggi 1,2 meter dengan kerangka menggunakan besi ataupun sesuatu
yang kuat. Jangan lupa perhatikan saluran masuk dan keluar air, selang aerosol
9 buah.
· Siapkan garam
krosok 1 kg/m3, kapur tohor 50 gr/m3, molase tetes tebu 100 ml/m3, probiotik 10
ml/m3. Masing-masing bahan tersebut dimasukkan ke ember yang sudah diisi dengan
air.
· Campurkan semua
bahan tersebut ke kolam dan dilakukan secara bertahap.
· Diamkan sekitar
10 hari agar bakteri baik bisa hidup.
· Setelah itu,
masukkan nila monosex (jantan semua) dengan ukuran 7-8 cm. pemberian pakan per
2-3% per bobot massa per harinya.
Perlu jadi catatan, walaupun
Anda menggunakan bioflok dan air tak sering diganti, Anda tetap perlu melakukan
perawatan. Misalnya menggunakan tabung imhoff kerucut untuk mengontrol
pengendapan.
Caranya, ambil 1 liter air
bioflok lalu tes. Jika hasilnya ada lebih dari 50 ml endapan, maka hentikan
pakan pellet.
Kolam Drum untuk Budidaya Nila di
Lahan Sempit
Untuk Anda yang punya lahan
sempit, Anda bisa menggunakan kolam dari drum. Drum yang bisa digunakan adalah
drum ukuran 200 liter.
Salah satu keunggulannya
adalah, Anda bisa mengkombinasikannya dengan aquaponik atau berkebun dengan
air. Jadi, Anda tidak hanya bisa panen ikan tetapi juga sayuran.
Dalam pembuatan kolam drum,
Anda perlu mempersiapkan:
·
Siapkan drum 200
liter.
·
Aerator dengan
selang dan batunya.
· Filter: pompa
air, selang akuarium 3-5 meter, ember kecil bertutup, karung, mat kasar dan
halus, arang kayu 1 plastik, zeolite, bioball.
·
Ikan nila ukuran
4 cm (sebaiknya dibeli setelah kolam jadi).
·
Stop kontak.
·
Pellet untuk
nila 4 cm.
Sebelum membuat kolamnya,
ada baiknya jika Anda membuat filternya lebih dahulu. Tujuannya agar nanti Anda
bisa langsung menempatkan di drum.
Untuk filter, pastikan
lubang air keluar tidak ditempatkan di bagian paling bawah. Jikapun di paling
bawah, pastikan lubangnya bisa dibuka tutup agar pengecasan lebih mudah.
Sedangkan untuk lubang
masuk, Anda bisa menempatkannya di mulut ember atau bagian paling atas. Untuk
filternya sendiri, urutannya dari atas yaitu:
·
Mat kasar.
·
Mat halus.
·
Arang.
·
Zeolite.
·
Biobal.
Untuk membuat kolam drum,
Anda bisa melakukan cara berikut ini:
· Posisikan drum
bisa berdiri bisa juga dibuat tidur. Jika dibuat berdiri, lebih hemat tempa
tetapi aerator harus menyala 24 jam karena oksigen terbatas. Sedangkan drum
posisi tidur bisa mendapatkan oksigen lebih banyak tetapi memakan tempat.
· Siapkan air dan
isi hingga 75% dari ember. Jika menggunakan air PAM, diendapkan dulu semalaman
agar kandungan kimianya bisa mengendap.
· Posisikan filter
yang sudah ditaruh di ember tertutup di posisi yang lebih tinggi dari kolam.
· Masukkan pompa
air ke kolam dan hubungkan ke filter menggunakan selang lewat lubang air masuk.
· Pasang selang
keluar.
· Hidupkan aerator
lalu masukkan aerator yang telah diberi batu di bagian dalam kolam. Jika
memungkinkan, tambahkan saja pompa air dan manset untuk dijadikan sebagai
venturi.
Pilih Bibit Unggulan
Sebelum Anda membudidayakan
nila, Anda harus tahu lebih dahulu jenis nila yang akan dibudidayakan. Umumnya,
nila merah menjadi pilihan untuk dibudidaya.
Jika Anda hendak memanen
nila hanya untuk dijual, maka pilih bibit jantan saja. Ini karena saat kawin, nila
cenderung sangat liar.
Karena energi yang habis
digunakan, maka nila betina cenderung lambat tumbuh dan kurus. Hal ini berbeda
dengan nila jantan yang cenderung tumbuh 40% lebih cepat.
Untuk bibitnya, Anda bisa
memilih yang memiliki ciri:
·
Ukuran seragam
untuk mempermudah pemberian pakan.
·
Warna kulit dan
matanya cerah, berlendir.
·
Gerakannya
lincah.
·
Tidak cacat dan
berpenyakit.
·
Semangat saat
diberi pakan.
Jika benihnya tercampur, ada
3 opsi tindakan yang bisa Anda lakukan:
·
Melanjutkan
budidaya dan setelah panen, pilih bibit yang jantan.
·
Menggunakan
hormon jantanisasi untuk merubah nila betina menjadi jantan.
·
Memilah nila
jantan dan betina secara manual.
Untuk membedakannya dengan
nila betina, nila jantan punya ciri seperti:
·
Bagian perut
agak gelap warnanya.
·
Dagunya agak
hitam.
·
Ada 2 lubang
urogenital.
·
Memiliki sirip
yang terang dan jelas.
Tahapan Menebar Benih Nila
Dalam budidaya nila, Anda
tidak bisa langsung menebar benihnya. Untuk menebar benih, gunakan wadah
seperti ember. Beri air hingga setengah ember.
Masukkan nila dan diamkan
saja sekitar 10 menit. Baru setelah itu Anda bisa memenuhi ember dengan air
kolam. Diamkan lagi 5 menit untuk penyesuaian agar ikan tidak stress.
Bisa juga dengan memasukkan
benih dan wadahnya ke kolam. Lalu diamkan sekitar 30 menit agar benih nila
tidak stress dan mati. Setelah itu buka atau miringkan wadahnya agar nila
keluar dengan sendirinya.
Pastikan juga suhu air tidak
terlalu panas. Tujuannya agar ikan nila tidak stress.
Secara perlahan, Anda bisa
menebarkan benih nila ke dalam kolam yang sudah Anda buat sebelumnya. Perlu
Anda tahu, jumlah benih yang dimasukkan ke kolam harus disesuaikan dengan jenis
kolamnya, yaitu:
· Untuk kolam
tanah, ada yang menganjurkan 30 ekor per meter persegi. Sedangkan menurut
institusi penelitian air tawar yang dilansir di Era Kini, optimalnya adalah 100 ekor per meter persegi.
· Untuk kolam
beton, 50 ekor per meter kubik.
· Untuk kolam
drum, 50 ekor per drum dengan ukuran sekitar 4-5 cm.
Pemeliharaan dalam Budidaya Ikan
Nila
Proses budidaya ikan nila
masih panjang. Anda harus memperhatikan air, pakan yang diberikan dan
pemeliharaan dari hama dan penyakit.
Pengelolaan Air
Dalam pengelolaan air untuk
budidaya nila, Anda harus memperhatikan jumlah ikan, filter, kandungan oksigen
dan pH air. Anda bisa juga cek kadar CO2, NH3 dan H2S.
Seperti apa kolam yang perlu
diganti? Jika kolam sudah bau busuk, mengandung banyak NH3 dan H2S, maka air
harus diganti.
Keluarkan air kotor dan sisakan
hingga 1/3 dari isi kolamnya. Pastikan ada saringan di bagian lubang pembuangan
agar nila tidak lari. Jangan lupa, untuk membuang daun jatuh atau kotoran yang
jatuh ke kolam.
Setelah itu, isi kolamnya
hingga ke jumlah air semula. Setelah itu, atur debitnya. Jika kolam memiliki
luas 100 meter persegi, atur debit sebanyak 1 liter per detik.
Pengaturan Pakan
Pakan untuk nila perlu
diatur. Setidaknya butuh pakan dengan kadar protein 20-30%. Pakan ini diberikan
2 hari sekali yaitu saat pagi dan sore.
Umumnya, pemberian pakan
sekitar 3% dari bobot tubuh. Namun, untuk kolam bioflok, banyak pakan hanya 2%
dari bobot ikan. Jadi lebih hemat.
Misalnya untuk 1000 ekor
nila berukuran 10-20 gr/ekornya. Rata-rata bobotnya adalah 15 gr.
Perhitungan pakannya adalah
15 x 1000 x 3% = 450 gr = 4,5 kg per harinya. Besar atau banyaknya pakan ini
harus disesuaikan lagi dengan bobot ikan per 2 minggu sekali.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Anda harus memelihara agar
nila bebas dari hama dan penyakit. Dengan begitu panen Anda bisa lebih
berlimpah.
Untuk menjaga kesehatan
nila, Anda bisa memberikan vitamin. Anda juga bisa menjaga kolam agar tidak
dimasuki hama seperti ucrit atau larva kumbang air, ular, linsang.
Pisahkan nila yang sakit
dengan nila yang sehat. Dengan begitu, resiko penyebaran penyakit seperti jamur
bisa diminimalisir.
Proses Terakhir, Memanen Nila
Setelah 2-7 bulan Anda budidaya
ikan nila, Anda bisa memanen ikan nila tersebut. Kapan panennya? Saat ikan
nila sudah mencapai bobot yang cukup, yaitu sekitar 300-500 gr per ekornya.
Maka dari itu, per 2 minggu
sekali, Anda harus mengecek bobot nilanya.
Setelah itu, Anda bisa
menjual secara langsung dalam kondisi beku, mati tapi bersih tanpa kotoran atau
hidup. Jika Anda menjual dalam kondisi fresh, hentikan pemberian pakan 1 hari
sebelum panen.
Untuk pengiriman nila,
gunakan drum atau sterofoam. Untuk jarak jauh, Anda bisa menambahkan
tabung oksigen.
Jadi, dalam budidaya ikan
nila, Anda harus memperhatikan:
·
Persiapan dan
pembuatan kolam.
·
Pemilihan bibit.
·
Penyebaran
bibit.
·
Pemeliharaan
air, pakan, pencegahan hama dan penyakit.
·
Panen.
Dengan tahapan tersebut,
jika Anda melakukannya dengan benar dan tekun, menjadi jutawan bukan lagi
impian.