Ingin Sukses Budidaya Ikan Lele? Ikuti Panduan Ini
Budidaya ikan lele kini semakin diminati. Alasannya cukup beragam. Mulai dari perawatannya yang mudah, menjanjikan, modal lebih murah hingga permintaan pasar yang semakin tinggi.
Sayangnya, budidaya lele
tidak semudah itu. Anda harus melakukan serangkaian tahapan. Mulai dari
menyiapkan tempat, pemilihan bibit hingga pemeliharaan harus tepat.
Jadi, jika Anda berminat
untuk melakukan bisnis budidaya lele, jangan lewatkan informasi berikut ya.
Mengenal Ikan Berkumis yang Hidup
di Air Tawar, Lele
Lele merupakan ikan air
tawar. Di alam, lele banyak ditemukan di telaga, waduk, rawa-rawa, sawah dengan
genangan air. Bahkan ikan nocturnal ini juga bisa hidup di tempat dengan air
yang tercemar seperti di got.
Ikan yang termasuk jenis Clarias
Sp. ini memiliki bentuk kepala yang pipih. Di bagian atas dan bawah
terdapat tulang perat untuk membentuk rongga.
Di bagian kepala, terdapat
sungut yang menyerupai kumis. 4 pasang sungut ini, yaitu:
- Sungut hidung.
- Sungut maxilar.
- Sungut mandibular dalam.
- Sungut mandibular luar.
Sungut lele berfungsi sebagai
pendeteksi, peraba, pencium dan indera penglihatan tambahan. Ini karena pada
sungut terdapat alat yang disebut dengan olfaktori.
Walaupun hidup di air tawar, lele
menggunakan insang sebagai alat pernafasannya. Bedanya dengan ikan pada
umumnya, lele tidak memiliki sirip.
Tubuh lele yang memanjang
didominasi dengan warna coklat kehitaman dan licin. Untuk pertahanan, di bagian
sirip perut, ekor, dada, terdapat duri tajam.
Rintangan dan Resiko Para
Pembudidaya Lele
Budidaya
ikan lele memang
menguntungkan. Namun, apakah selalu menguntungkan? Sayangnya tidak.
Dalam melakukan bisnis
apapun, tidak akan 100% mulus termasuk dalam budidaya lele. Ada beberapa resiko
dan tantangan yang harus Anda hadapi, diantaranya:
- Benih Lele yang Rentan Mati
Lele dikenal mampu bertahan
hidup hingga beberapa jam walaupun tanpa air. Sayangnya, benih lele rentan mati
karena kekenyangan, stress atau suhu terlalu panas.
Bagaimana mengatasinya?
Setidaknya ada 5 hal solusi yang bisa Anda lakukan:
- Adaptasi atau aklimatisasi benih lele
sebelum masuk ke wadah budidaya yang disiapkan. Anda bisa membiarkan
plastik isi benih lele mengambang di atas wadah sekitar 10-15 menit
sebelum melepaskan benih lele.
- Penebaran benih dilakukan di pagi atau sore hari.
Tujuannya agar benih tidak stress karena suhu yang terlalu panas.
- Menggunakan paranet di atas kolam lele jika Anda
menggunakan wadah outdoor agar suhu tidak terlalu panas.
- Mengontrol pemberian pakan pada benih karena jika
terlalu kenyang, perut lele akan kembung dan rawan mati.
- Pilih benih lele dengan ukuran yang seragam.
Perlu Anda tahu bahwa lele
adalah hewan kanibal. Ikan ini bisa memakan lele lain yang ukurannya lebih
kecil. Salah satu alasannya adalah karena lele tersebut lapar.
Karena itu, sebagai
pembudidaya, Anda harus memperhatikan dengan jeli ukuran lele. Proses grading
inilah yang akan membantu Anda untuk mengurangi lele mati karena
dimakan lele lainnya.
- Harga Jual yang Tidak Sama Seperti Ikan Lainnya
Umumnya, harga ikan yang
dijual akan semakin tinggi jika ukurannya semakin besar. Sayangnya, hal ini
tidak berlaku untuk lele.
Harga jual lele untuk
konsumsi akan tinggi jika memiliki berat sekitar 100-300 gr per ekornya. Jika
melebihi berat tersebut, maka harganya akan semakin turun.
Selain itu, semakin tua usia
lele tersebut, akan membuat dagingnya tidak enak dikonsumsi. Alhasil, harganya
juga menurun.
Jadi, lebih baik Anda tahu
lebih dahulu jenis lele yang akan Anda budidayakan agar Anda lebih untung.
Modal Budidaya Ikan
Lele
Lantas berapa modal yang
dibutuhkan untuk budidaya lele? Besar modal yang dibutuhkan berbeda-beda untuk
masing-masing peternak lele.
Salah satu yang mempengaruhi
adalah penggunaan jenis kolamnya. Untuk membudidayakan lele, Anda bisa
menggunakan kolam tanah, jaring apung, semen, terpal hingga keramba.
Diantara sekian jenis kolam
tersebut, kolam terpal adalah yang paling banyak digunakan. Berikut estimasi
modal yang diperlukan untuk budidaya lele:
Kebutuhan |
Biaya |
|
Pembuatan kolam |
2
terpal |
Rp400.000 |
10
bambu berukuran 7 meter |
Rp250.000 |
|
Perlengkapan
tambahan (misalnya
pralon, kawat, paku, gayung) |
Rp300.000 |
|
Total |
Rp950.000 |
|
Operasional per 1 kali panen |
2000
bibit lele |
Rp450.000 |
4 karung
pakan lele 30 kg |
Rp1.200.000 |
|
Obat
penyakit dan anti hama |
Rp250.000 |
|
Listrik
dan air |
Rp450.000 |
|
Total |
Rp2.350.000 |
Dari estimasi perhitungan di
atas, dibutuhkan setidaknya total Rp3.300.000 untuk pembuatan kolam dan
kebutuhan per panen.
Besar modal tersebut bisa
berbeda dengan modal yang Anda butuhkan. Anda tinggal menyesuaikan modal yang
Anda butuhkan dengan seberapa besar budidaya lele yang akan dilakukan. Jadi,
estimasi modal yang akan Anda gunakan bisa lebih rendah ataupun lebih tinggi.
Tahapan Budidaya Ikan
Lele
Dalam budidaya ikan lele, ada
6 tahapan yang perlu Anda lakukan. Mulai dari pemilihan lokasi budidaya hingga
waktu panen.
Pemilihan dan Pembuatan Kolam
Budidaya Lele
Sebelum Anda memulai
budidaya, maka Anda harus mencari lebih dahulu tempat pembudidayaannya. Dalam
pemilihan tempat atau lokasi budidaya, pertimbangkan 3 hal berikut:
- Biaya atau modal yang Anda miliki.
- Dampak pada lingkungan.
- Sumber daya manusia.
Jika Anda sudah
mempertimbangkan lokasinya dari 3 faktor di atas, maka Anda bisa langsung
mempersiapkan kolam lelenya.
Kolam Lele dengan Alas Tanah
Jika Anda menggunakan kolam
alas tanah, lakukan hal berikut:
- Pengeringan Tanah untuk Mematikan Mikroorganisme
Pengeringan dan pengolahan
tanah agar mikroorganisme pada tanah mati dan tidak membahayakan bibit lele.
Berapa lama? Lama sedikitnya
pengeringan tergantung dari 2 hal yaitu kadar air tanah dan sinar matahari.
Kapan tanah siap digunakan?
Ketika tanah sudah retak-retak, maka proses pengeringan sudah selesai.
Namun, Anda masih harus
membajak tanah agar tanah gembur dan bisa digunakan. Selain itu, buang tanah
seperti lumpur hitam agar kolam Anda tidak berbau busuk.
- Pengapuran dan Pemupukan untuk Menyeimbangkan pH Tanah
Setelah tanah diolah, maka Anda
perlu melakukan pengapuran dan pemupukan kolam. Tujuannya agar pH tanah
seimbang.
Bagaimana caranya? Caranya
dengan menggunakan kaporit atau klorin sebanyak 30 ppm untuk desinfeksi dan
mempercepat oksidasi. Diamkan sekitar 3-5 hari.
Anda bisa juga menggunakan
kapur tohor atau dolomit. Anda bisa menggunakan 250-750 gr per meter persegi.
Jumlahnya bisa lebih banyak atau lebih sedikit tergantung dari tingkat keasaman
tanah. Jika pH tanah semakin asam, maka kapur yang diperlukan juga akan semakin
banyak.
Setelah pengapuran selesai,
Anda bisa melakukan pemupukan. Tujuannya untuk memberikan nutrisi ke biota air
seperti cacing dan fitoplankton. Biota-biota tersebutlah yang bermanfaat untuk
ikan lele.
Lalu, apa semua jenis pupuk
bisa digunakan? Tidak. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik + Urea dan
TSP.
Pupuk organic yang bisa
digunakan bisa berupa pupuk kompos atau pupuk kandang. Dosisnya sebanyak
250-500 gr per meter persegi. Sedangkan untuk pupuk kimia dosis per meter
persegi adalah 15 gr urea dan 10 gr TSP.
- Pengaturan Air pada Kolam
Ketika kolam sudah siap untuk
digunakan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan air kolamnya. Air kolam
tidak boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah. Idealnya, ketinggian air pada
kolam adalah 100-120 cm.
Namun, untuk pengisiannya
sebaiknya diisi secara bertahap. Setelah pemupukan, air diisi hingga batas
30-40 cm. Kemudian, diamkan selama 1 minggu.
Cara ini bertujuan agar
fitoplankton tumbuh dan membantu pertumbuhan lele. Anda bisa tahu apakah
fitoplankton sudah tumbuh atau belum dengan melihat air kolamnya. Jika sudah
berwarna hijau, artinya fitoplankton sudah tumbuh.
Setelah itu, Anda bisa
menebar benih lele. Anda juga bisa menambahkan air secara berkala hingga ke
batas ideal.
Jangan lupa untuk menjaga
suhu ideal air. Kolam yang bagus untuk lele adalah sekitar 20-28oC.
Anda bisa menambahkan peneduh
atau memberi eceng gondok. Eceng gondok ini tidak hanya untuk tempat berteduh
lele namun juga menyerap racun. Jadi, kolam akan lebih sehat dan ideal untuk
lele.
Kolam Lele dengan Terpal
Jika lahan Anda terbatas,
maka Anda bisa menggunakan terpal. Sebelum membuat kolam, pastikan lebih dahulu
jika terpal sudah bersih dari kotoran dan air sabun. Jangan lupa, beri peneduh
agar suhu pada kolam tidak terlalu panas.
Setelah itu, lakukan cara
berikut:
- Siapkan besi atau bamboo dan susunan
batako sehingga bagian tengahnya kosong. Anda bisa juga menggunakan besi
wiremesh.
- Bentangkan terpal hingga menyerupai kolam.
- Tahan sisi terpal. Pastikan jika sisi terpal tertahan
dengan kuat agar nantinya saat diisi air dan ikan, terpal tidak jatuh dan
tumpah.
- Isi dengan air setinggi 20-30 cm.
- Diamkan sekitar 7-10 hari agar lumut dan fitoplankton
tumbuh.
- Tambahkan hingga ketinggian air mencapai 80-90 cm.
- Agar kolam tidak bau, Anda bisa menggunakan irisan daun
pepaya dan singkong.
Kolam Lele dengan Drum
Kolam drum kerap dijadikan
alternatif untuk budidaya lele karena murah, hemat tempat dan waktu, panennya
lebih mudah. Sayangnya, kola mini juga menyulitkan Anda mengontrol kualitas air
dan resiko lele mati lebih tinggi.
Dalam 1 drum, maksimal diisi
200 ekor. Jadi, kalau lebih dari itu, resiko ikan mati akan menjadi lebih
tinggi.
Jika Anda sudah tahu
resikonya, berikut cara membuat kolam lele dari drum:
- Siapkan drum plastik ukuran 200 liter.
- Lubangi salah satu sisinya lalu cuci bersih drum
tersebut.
- Lakukan pemupukan kolam agar biota air tumbuh. Pemupukan
bisa dilakukan dengan menggunakan ¼ kotoran kambing/sapi kering dan
dicampurkan dengan tanah. Masukkan pupuk di air setinggi 50 cm dan diamkan
2 minggu.
- Setelah 2 minggu, isi drum dengan air bersih setinggi ½
- ¾ dari tinggi drum. Untuk pematangan air lebih cepat, Anda bisa
mencampurkan EM4 ke kolam.
- Tunggu hingga warna air kolam lebih gelap sebelum
akhirnya disebar benih lele.
Memilih Benih Berkualitas
Idealnya, benih yang ditebar
per meter persegi adalah sebanyak 200-400 ekor. Tujuannya agar pertumbuhan lele
lebih maksimal dan padat.
Lalu, apa bisa semua bibit
digunakan? Pada dasarnya, bisa. Namun, jika Anda ingin hasil yang berkualitas,
maka bibit yang dipilih adalah bibit berkualitas.
Ada beberapa syarat bibit
lele yang berkualitas, yaitu:
- Gerakannya lincah. Coba saja tempatkan
di arus air. Jika lele menantang arus dan mampu bertahan dan memiliki
gerakan renang baik, maka ikan tersebut berkualitas.
- Tidak ada cacat atau luka.
- Bebas dari penyakit.
- Ukuran 5-7 cm.
Pastikan jika Anda memilih
benih dengan ukuran yang seragam. Dengan begitu, kebiasaan lele memakan lele
lain bisa dicegah.
Lalu, berapa banyak benih
yang harus dipilih? Jika Anda memiliki kolam dengan ukuran 4x5 meter, maka
bibit ikan minimal adalah (4x5) x 200 = 4000. Sedangkan banyak bibit maksimal
adalah (4x5) x 400 = 8000 ekor.
Mulai Menebar Benih Lele
Benih lele sebaiknya disebar
pada pagi hari (08.00-09.00) atau sore hari (15.30-16.30). Ini karena di jam
tersebut, suhu tidak terlalu dingin atau terlalu panas.
Sebelum dimasukkan, maka
masukkan benih dengan wadahnya (misalnya plastik, ember atau jerigen) ke kolam.
Setelah itu, biarkan 15 menit untuk penyesuaian suhu atau tempat.
Miringkan wadahnya secara
perlahan atau buka plastiknya agar benih keluar dengan sendirinya. Dengan
begitu, stress pada ikan bisa diantisipasi.
Pemberian Pakan Lele
Pakan ikan menjadi salah satu
faktor penting mengapa lele bisa berkembang biak dengan baik. Jika Anda
mencari, ada banyak jenis pakan lele yang ditawarkan.
Lalu, bagaimana jenis pakan
lele yang tepat? Pakan lele yang bagus adalah yang food conversion ratio (FCR)
kurang dari 1.
Untuk pemberian pakan ada 2
jenis yaitu pakan utama dan pakan tambahan. Pakan utama harus mengandung banyak
protein hewani mengingat lele adalah karnivora.
Umumnya, nutrisi yang
dibutuhkan lele selain vitamin dan mineral, yaitu:
- Protein setidaknya 30%.
- Lemak 4-16%.
- Karbohidrat 15-20%.
Pemberian pakan sebanyak 3-6%
dari bobot tubuh. Jadi, jika lele beratnya 50 gr, maka butuh pakan sebanyak 2,5
gr per ekor.
Untuk tahu jumlah pakan yang
tepat maka per 10 hari Anda mengambil lele sebagai sampling dan timbang.
Namun, jumlah pakan harus dikurangi hingga 3% bobot tubuh saat 2 minggu
menjelang panen.
Untuk frekuensi pemberian
pakan, bisa dilakukan 4-5 kali sehari dan bisa dibagi pagi, siang, sore, malam.
Pemberian pakan lebih sering dilakukan saat lele masih kecil.
Jika Anda merasa pengeluaran
pakan utama sangat mahal, Anda bisa menambahkan pakan tambahan. Pakan tambahan
bisa berupa ikan rucah, campuran ampas tahu, limbah ayam, keong mas yang sudah
diolah.
Sebagai catatan, Anda harus
memberikan pakan tepat waktu. Ini karena jika lele kelaparan, lele akan
memangsa lele lain yang ukurannya lebih kecil.
Pengelolaan Air dan Pengendalian
Hama
Dalam budidaya ikan lele,
pengelolaan air harus dilakukan. Kenapa? Karena timbunan sisa pakan bisa
menimbulkan gas amonia sehingga bau airnya menjadi busuk.
Sebelum mengganti air, jangan
beri makan ikan selama 12 jam lalu perhatikan gerakan lelenya. Usahakan untuk
mengganti air di pagi atau sore hari ya.
Untuk mengganti airnya, Anda
bisa membuang sepertiga air terutama di bagian bawah. Kemudian, Anda bisa mengisinya
lagi.
Selain air, hama dan penyakit
menjadi ancaman saat budidaya lele. Beberapa diantaranya adalah linsang, musang
air, sero, ular, burung, mujair, bakteri, virus, protozoa.
Untuk predator, Anda bisa
memasang saringan di jalur keluar masuk air atau memasang pagar pada area
sekeliling kolam. Sedangkan untuk penyakit, Anda harus menjaga kebersihan air,
pakan dan suhu kolam yang berkisar 28oC.
Anda juga bisa memberikan
vitamin untuk penyakit lele non infeksi seperti kuning. Dengan begitu, lele
menjadi lebih sehat.
Tahapan Akhir, Penen Ikan Lele
Lele bisa dipanen ketika per
kilogram bisa menampung sekitar 9-12 ekor untuk benih ukuran 5-7 cm. Ukuran ini
bisa dicapai dalam jarak waktu 2,5-3,5 bulan.
Jika lele yang Anda budidaya
adalah lele untuk ekspor, maka berat lele saat panen adalah 500 gr per panen.
Sebelum panen, pastikan Anda tidak memberi makan agar lele tidak membuang
kotoran ketika diangkut.
Di proses panen ini, lele
akan dipisahkan berdasarkan ukurannya. Ukuran inilah yang akan menentukan harganya.
Jadi, pastikan bahwa Anda menyortir lele dengan baik dan teliti ya.