Budidaya Jamur Tiram, Potensi Menguntungkan yang Menggiurkan
Mau tahu, peluang usaha apa yang menguntungkan dan bisa dipanen dalam waktu sekitar 4 bulan? Peluang usaha tersebut adalah budidaya jamur tiram.
Jamur tiram termasuk jenis
jamur yang banyak dikonsumsi. Jamur ini biasanya diolah menjadi beberapa
masakan dan camilan seperti jamur crispy. Maka dari itu, peminat jamur tiram
semakin lama semakin meningkat.
Untuk budidaya, setidaknya,
ada 5 hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu:
·
Pemilihan dan pembangunan kumbung atau rumah
jamur.
·
Penyediaan baglog sebagai media untuk penanaman
jamur.
·
Pemilihan dan pemeliharaan jamur.
·
Perawatan dari hama dan penyakit.
·
Panen.
Mengapa Budidaya
Jamur Tiram itu Menguntungkan?
Mungkin beberapa dari Anda
masih bingung, kenapa harus jamur tiram? Kenapa bukan jamur yang lainnya?
Ada beberapa alasan untuk
budidaya jenis jamur tiram, yaitu:
1. Modalnya Kecil
Sebenarnya, kecil besarnya
modal yang dibutuhkan, tergantung dari bagaimana kondisi keuangan Anda. Tidak
ada patokan khusus harus seberapa banyak besar modal untuk membangun sebuah
bisnis.
Jika diperhitungkan, Anda
dapat melakukan penghitungan modal untuk 5x panen dan modal operasional. Modal
panen ini berkaitan dengan pembelian baglog sebagai media tanam jamur, harga
sewa lahan jika melakukan. Sedangkan modal operasional berkaitan dengan biaya
perlengkapan dan perawatan jamur serta biaya tambahan.
Misalnya, modal awal dan
modal operasional yang dibutuhkan, yaitu:
Modal awal |
Modal operasional untuk 4 bulan |
||
Sewa
lahan untuk 2 tahun |
0 (lahan sendiri) |
Baglog
1000 buah @ Rp2.000 |
Rp2.000.000 |
Pembuatan
kumbung (rumah jamur) |
Rp2.000.000 |
Tenaga
kerja |
0 (dikerjakan sendiri) |
Tangki
sprayer |
Rp400.000 |
Listrik,
dll |
Rp300.000 |
Thermometer |
Rp100.000 |
Transport
dan pemasaran |
Rp500.000 |
Barometer |
Rp200.000 |
|
|
Total |
Rp2.700.000 |
Total |
Rp2.800.000 |
Besar modal tersebut hanya
estimasi saja. Jika pun Anda ingin menekan modal, Anda bisa mengurangi
penggunaan baglog dan memanfaatkan lahan/rumah yang tak terpakai.
2. Keuntungan yang
Besar
Jika mengacu pada modal
sekitar Rp5.500.000 untuk 4 bulan (setidaknya hingga panen pertama) lalu,
berapa keuntungannya?
Menurut para praktisi, dalam
1 baglog untuk pemula, bisa menghasilkan sebanyak 420 gr dalam kurun waktu 4
bulan. Asumsikan Anda menggunakan 1000 baglog dan jamur yang yang bisa
hidup hanyalah 80%-nya atau sekitar 800 baglog jamur.
Untuk pendapatan per panen
(selama 4 bulan), yaitu:
0,42 x 800 baglog = 336 kg
jamur. Jika harga per kg adalah Rp12.000, maka besar laba kotor yang Anda
terima adalah Rp4.032.000.
Untuk laba bersihnya adalah
laba kotor dikurangi biaya operasional, yaitu Rp1.232.000.
Terlihat kecil? Tidak juga
apalagi jika Anda melakukan cara pembudidayaan jamur tiram yang baik dan benar.
Anda juga bisa mengurangi
pengeluaran operasional untuk pemasaran karena Anda bisa menjualnya sendiri.
Memaksimalkan berat jamur juga bisa menambahkan keuntungan.
3. Banyak yang Mencari
Tidak hanya di Indonesia,
negara seperti Jepang juga menjadi tujuan ekspor jamur tiram. Dengan potensi
penjualan tersebut membuat jamur tiram semakin popular.
4. Tidak Mengenal
Musim
Umumnya, untuk melakukan
budidaya, Anda harus melihat iklimnya, apakah sekiranya cocok atau tidak. Ini
karena iklim sangat berpengaruh pada hasil panen.
Untuk budidaya jamur tiram
ini sendiri, Anda tidak perlu ambil pusing dengan masalah cuaca. Pasalnya,
kondisi cuaca di Indonesia sangat cocok untuk budidaya jenis jamur tiram.
Bahkan, Anda bisa melakukan panen setiap tahun
5. Bisa Menggunakan
Lahan Sempit
Tidak ada patokan khusus
besar lahan untuk budidaya jenis jamur tiram harus seberapa besar. Bahkan, Anda
bisa menggunakan lahan sempit untuk budidaya.
Untuk peletakannya, Anda bisa
menggunakan sistem rak atau sistem gantung. Jadi, Anda bisa menyesuaikan dengan
besar lahan yang Anda miliki atau butuhkan.
Tips untuk Budidaya
Jamur Tiram
Sebelum Anda memulai budidaya
jamur tiram, ada tips and trick yang bisa membantu Anda agar panen
maksimal:
· Cari tahu mengenai informasi budidaya jenis
jamur tiram.
· Perhitungkan dan persiapkan modal Anda agar
pengeluaran Anda lebih hemat dan hasilnya maksimal.
·
Baglog dibuat jangan terlalu longgar ataupun
jangan terlalu rapat.
·
Kumbung jangan terlalu dekat dengan kandang
hewan untuk meminimalisir hama kepik.
·
Jaga kelembaban, kebersihan dan sirkulasi udara
kumbung.
·
Merawat baglog dengan baik.
Pemilihan dan
Persiapan Kumbung untuk Budidaya Jamur Tiram
Sebelum memulai budidaya,
maka Anda harus menyiapkan tempatnya lebih dahulu. Cari tempat yang mampu untuk
menjaga suhu dan kelembaban. Ini karena suhu dan kelembaban sangat berpengaruh
pada tumbuh tidaknya jamur tiram yang Anda tanam.
Untuk kumbung, umumnya
terbuat dari kayu atau bambu dengan dinding dari papan. Atap bisa dibuat dari
sirap atau genteng. Hindari penggunaan atap seng atau asbes karena cukup panas.
Untuk alasnya, sebaiknya cari
tempat dengan alas tanah. Tujuannya agar air untuk menyiram jamur tiram bisa
terserap langsung dan tidak menggenang.
Lalu, berapa besar kumbung?
Besar kumbung tergantung dari kebutuhan Anda sendiri.
Untuk rak-nya sendiri, Anda
bisa membuat dengan ukuran tinggi, lebar dan panjang ruas adalah 40 x 40 x 100
cm. Per ruas rak bisa menampung hingga 70-80 baglog.
Beri jarak antar rak sekitar
75 cm. Dengan begitu, sirkulasi udara tetap terjaga dan Anda bisa berlalu
lalang tanpa ada masalah.
Anda bisa membuat rak
bertingkat seperti rak buku. Jadi, banyak rak juga bisa disesuaikan dengan
kebutuhan Anda ya.
Sebelum digunakan, kumbung
dan rak harus bersih dari kotoran. Anda bisa melakukan pengapuran dan
penyemprotan menggunakan fungisida. Lalu diamkan 2 hari. Setelah bau obatnya
hilang, barulah baglog dimasukkan dan ditata di rak.
Mempersiapkan Media
Tanam Jamur Tiram
Dalam budidaya jamur
tiram, baglog memiliki peranan yang penting karena berfungsi sebagai media
tanamnya. Jadi, kualitas baglog akan berpengaruh pada hasil jamur tiram yang
Anda panen.
Untuk sekarang, harga baglog
jamur tiram berkisar antara Rp2.000-Rp5.000 per buahnya. Masing-masing baglog
umumnya, memiliki berat 1 kg.
Untuk memilih baglog yang
tepat, perhatikan hal ini:
· Perhatikan ukuran baglog dan pilih yang
berdiameter sekitar 12 cm dengan panjang 30 cm. untuk berat, pilih yang
ukurannya 1,3-2 kg. Hindari membeli yang beratnya terlalu ringan.
· Tanyakan kepadatan serbuk gergaji untuk bahan
baglog dan perhatikan jenis bahannya. Jika serbuk gergaji terbuat dari kayu
solis, maka hasilnya akan lebih bagus untuk pembibitan.
· Bibit F2 apakah dibeli dulu atau dibuat
sendiri.
· Sterilisasi menggunakan beton baja atau drum.
Pilih yang menggunakan beton baja karena sterilisasinya lebih bagus.
·
Kondisi miselium yang berwarna putih dan
sebaiknya pilih yang berkisar antara 10-12% saja.
·
Harganya.
·
Garansi.
Jika Anda sudah memilih
baglog, maka sebelum digunakan sebaiknya disterilisasi lagi. Caranya dengan
memasukkan baglog ke pemanas dan atur suhu sekitar 12oC sekitar 15
menit. Matikan kompor dan biarkan baglog mendingin.
Membuat Baglog
untuk Budidaya Jamur Tiram
Jika Anda tidak ingin repot,
Anda bisa membelinya secara langsung. Jadi Anda bisa langsung menggunakannya.
Sedangkan jika ingin membuat
sendiri, Anda bisa menggunakan serbuk gergaji sebagai bahan utama baglog. Untuk
100 buah baglog, Anda perlu menyiapkan bahan seperti berikut:
·
10,5 kg serbuk gergaji dan ampas tebu.
·
600 gr tepung jagung.
·
21 kg dedak halus.
·
1 kg pupuk TSP.
·
3 kg kapur.
·
Air secukupnya.
·
Pupuk organic untuk pangan yang sudah
dilarutkan.
Untuk membuatnya, Anda bisa
melakukan cara berikut:
·
Campur semua bahan di atas dan jangan sampai
ada gumpalan.
·
Siapkan plastik bening.
·
Masukkan campuran bahan dan jangan terlalu
penuh.
·
Padatkan hingga log terbentuk dengan baik.
·
Di ujung plastik bagian bawah, tusuk dengan
jari agar bahan yang sudah dipadatkan bisa berdiri tegak.
· Timbang, apakah baglog tersebut memiliki berat
1,2 kg atau tidak. Pastikan beratnya sama.
· Ikat mulut plastik menggunakan karet tahan
panas. Lalu beri kapas dan tutup dengan bahan kertas dan ikat dengan karet.
·
Kukus log selama 12 jam di suhu sekitar 90-100oC.
·
Angkat log dari drum setelah selesai dikukus.
·
Diamkan sekitar 8 jam di ruangan yang tertutup.
Bagaimana jika tidak memiliki
semua bahan di atas untuk membuat baglog? Anda bisa memanfaatkan 3 jenis bahan
yaitu bekatul, kapur dan serbuk gergaji.
Campurkan semua bahan
tersebut dan tambahkan air sebanyak 60% dari berat medianya. Setelah itu, Anda
bisa menutup dengan plastik atau terpal. Diamkan 5-10 hari agar fermentasinya
sempurna.
Perlu diperhatikan, saat
proses fermentasi, Anda perlu membolakbalikkan material tanah. Selain itu, Anda
juga perlu menjaga suhu udara sekitar 70oC. Jika baglog sudah
berwarna coklat hitam maka media sudah siap untuk disterilisasi dan digunakan.
Penyusunan Baglog
untuk Menanam Jamur Tiram
Sebelum digunakan, baglog
dipindah ke tempat inokulasi dan dibiarkan selama 24 jam agar suhunya kembali
normal.
Untuk penyusunan baglog, ada
2 cara yaitu vertikal dan horizontal dengan lubang baglog ke samping. Baglog
horizontal memungkinkan air bisa meresap dengan optimal. Namun, ruang yang
diperlukan lebih banyak.
Baik horizontal atau
vertical, sebelum digunakan dan disusun, cincin baglog (di bagian mulut baglog)
harus dibuka lebih dahulu. Diamkan sekitar 5 hari.
Jika tempat yang Anda gunakan
terbuat dari tanah, maka basahi tanah tersebut. Fungsinya adalah untuk menambah
kelembaban ruang.
Jika sudah, potong ujung
baglog dan diamkan 3 hari tanpa disiram. Tujuannya adalah agar ruang tumbuh
jamur menjadi lebih lebar.
Gunakan sprayer untuk
penyiraman. Lakukan penyiraman sekitar 2-3 hari sekali dan pastikan jika suhu
di ruangan berkisar antara 16-24oC.
Memilih dan Menanam
Bibit untuk Budidaya Jamur Tiram
Karena ada banyak jenis bibit
jamur tiram, maka Anda bisa memilihnya sesuai dengan kebutuhan Anda. benih
jamur yang berkualitas tentu harus berstandar SNI. Dengan begitu kualitas jamur
tetap terjaga.
Setelah bibit jamur dipilih,
Anda bisa menanam bibitnya. Wajib Anda ketahui bahwa untuk penanaman, Anda
Harus melakukannya dengan cepat dan teliti. Proses penanaman harus dilakukan di
tempat yang tertutup.
·
Untuk caranya, lakukan tahapan berikut:
·
Siapkan baglog yang sudah siap digunakan.
·
Tutup baglog lagi dengan kapas.
· Masukkan 3 sdm bibit ke masing-masing log.
Setiap kali digunakan, sendok harus dipanaskan dengan api dari lampu spirtus.
Dengan begitu, sendok tidak terkontaminasi.
·
Buka karet, kertas penutup, kapas penutup log.
·
Semprot ruangan dengan alkohol 95%.
·
Tata baglog yang sudah ditanami di rak.
·
Diamkan hingga jamur tumbuh dengan sendirinya.
·
Jika sudah tumbuh jamurnya, tutup kapas dan
cincin atas yang dibuka.
·
Jangan lupa untuk menjaga kelembaban udara
dengan menyemprotkan air dengan sprayer.
Pencegahan Hama dan
Penyakit Jamur Tiram
Agar Anda mendapatkan hasil
yang melimpah, maka Anda perlu melakukan pencegahan untuk hama dan penyakit
pada jamur. Faktor lingkungan adalah salah satu faktor utama yang menyebabkan
jamur diserang penyakit dan hama.
Lingkungan yang terlalu
lembab atau terlalu panas, bisa menyebabkan jamur tidak tumbuh dengan baik.
Untuk pencegahan, Anda bisa menyemprotkan formalin dengan spray di sekitar
kumbung. Lakukan penyemprotan secara teratur.
Tidak hanya faktor
lingkungan, 2 hama utama juga menjadi penyebab jamur tiram gagal panen. Hama
tersebut adalah:
1. Ulat
Hama ulat ini muncul karena
kumbung terlalu kotor, lembab dan tidak terawat. Untuk mengantisipasinya, maka
Anda harus membersihkan kumbung secara teratur.
Bersihkan bonggol jamur dan
juga jamur yang sudah tidak bisa dipanen. Anda bisa juga membersihkan kotoran
dan jamur kecil agar tidak menjadi penyebab ulat.
Selain itu, Anda harus ekstra
waspada saat musim hujan tiba. Cek apakah ada kebocoran di kumbung, atau
kumbung yang terlalu lembab. Untuk itu, pastikan sirkulasi udara di kumbung
tetap berjalan dengan lancar dan hentikan penyiraman.
2. Kepik
Hewan bertubuh kecil ini
muncul karena pangkal jamur yang tertanam di baglog. Kepik inilah yang menjadi
awal munculnya ulat pada jamur.
Jika Anda mampu membasmi
kepik, maka munculnya hama ulat bisa diminimalisir. Untuk mencegahnya, Anda
bisa membersihkan kumbung dan menyemprotkan formalin.
Selain itu, sebisa mungkin
penempatan kumbung tidak terlalu dekat dengan kandang ternak. Jika sudah
terlanjur, pastikan Anda mengecek kumbung secara teratur agar tidak ada hama
kepik yang merusak jamur tiram Anda.
Proses Panen Jamur
Tiram
Ketika semua tahapan sudah
Anda kerjakan, maka proses selanjutnya adalah memanen jamur. Per 1 kg baglog, Anda
bisa mendapatkan sekitar 400-800 gr jamur. Jadi, kalau Anda memiliki 100
baglog dengan berat 1 kg dengan angka gagal hanya 10%, maka Anda bisa
mendapatkan 36-72 kg per panen.
Sebelum proses memanen, Anda
sebaiknya memanen dengan menggunakan pisau yang tajam. Hanya menggunakan tangan
kosong bisa menyebabkan pembusukan pada jamur.
Lalu, jamur tiram seperti apa
yang bisa dipanen? Jamur yang bisa dipanen adalah jamur sudah besar dan mekar.
Di bagian ujungnya terdapat mahkota bunga yang berwarna putih.
Pilih juga jamur tiram yang
tudungnya belum memecah. Jika Anda memanen saat tudungnya pecah, maka warnanya
akan menjadi kuning kecoklatan.
Potong di bagian pangkal
batang. Kemudian, langsung letakkan di keranjang.
Karena jamur tiram bisa
dipanen per 2 minggu setelah baglog diletakkan di rak, maka Anda harus
melakukan pemanenan sesuai jadwalnya. Jadi, pastikan baglog yang Anda gunakan
tertutup sempurna dengan miselium. Jika tidak, maka proses panen bisa lebih
lama bahkan hasilnya bisa kurang maksimal.
Setelah panen, maka Anda
harus segera mendistribusikan jamurnya. Ini karena jamur tiram tidak tahan lama
dan cepat layu.
Bagaimana dengan baglognya?
Jika Anda melakukan perawatan yang tepat untuk baglog, maka Anda bisa
menggunakannya hingga 5-8 kali panen. Setelah itu, Anda bisa menggunakan baglog
sebagai pupuk kompos.
Akhir Kata
Jadi, dalam budidaya jamur
tiram, Anda perlu memperhatikan:
·
Kumbung atau rumah jamur.
·
Baglog sebagai media untuk penanaman jamur.
·
Pemilihan dan pemeliharaan jamur.
·
Perawatan dari hama dan penyakit.
·
Panen.
Lewat 5 tahapan tersebut,
Anda bisa mendapatkan hasil panen jamur tiram yang melimpah. Jangan lupa, untuk
selalu mengecek jamur tiram dan bergabung dengan komunitas pembudidaya agar
hasil panen semakin baik.